Liputan
Khusus Edisi Januari 2010
Mengapa tema ini penulis coba angkat
pada LIPUTAN KHUSUS edisi perdana?
Tema ini
muncul bukan semata-mata iseng belaka dari kami, namun karena kenyataan itu
bisa dilihat dari geliat industry pertahanan negeri ini yang memang lagi sedang
berkembang cukup signifikan. Liat saja PT. PINDAD dengan Panser Anoa, PT. DI
dengan CN-235-MPA nya, Serta Tidak ketinggalan PT. PAL dengan Produk
terakhirnya KRI Banjarmasin nya. Serta masih banyak lagi seperti RCS dengan
produk unggulannya RADAR INDERA, PT. LEN dengan Combat Management System, dan
masih banyak lagi.
Walau bila dibandingkan dengan Negara-negara maju lainnya mungkin INDONESIA saat ini masih belum seberapa. Namun hal ini bisa di jadikan mile stone yang membanggakan bagi INDONESIA yang lebih baik.
Untuk apa saat ini INDONESIA harus mengembangkan industry Pertahanannya?
Walau bila dibandingkan dengan Negara-negara maju lainnya mungkin INDONESIA saat ini masih belum seberapa. Namun hal ini bisa di jadikan mile stone yang membanggakan bagi INDONESIA yang lebih baik.
Untuk apa saat ini INDONESIA harus mengembangkan industry Pertahanannya?
Pada dasarnya sebuah Negara di bentuk atau didirikan adalah untuk memberikankan rasa aman dan memberikan kesejahteraan pada warga negaranya. Bila hal pokok tersebut tidak dapat diberikan oleh sebuah Negara maka pembentukan sebuah Negara tersebut perlu dipertanyakan.
Untuk mewujudkan hal itu perlu adanya sebuah system atau tatanan baku yang harus dibentuk. Bagai sebuah mata rantai, dua prinsip pokok di atas itu akan saling berkait dan saling mendukung. Untuk menciptakan suatu masyarakat yang sejahtera harus ada iklim usaha yang kondusif di dalam masyarakat, sedangkan iklim usaha yang kondusif dibutuhkan rasa aman dalam berusaha. Jadi intinya bila rasa aman itu tidak ada, sangat susah mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
Dalam hal ini TNI sebagai ujung tombak untuk menjaga kedaulatan NEGARA INDONESIA memang masih bisa diandalkan walaupun penuh dengan kekurangan dan keterbatasan terutama dalam hal perlengkapan. Pendapat “Man behind The Gun” memang benar adanya karena sehebat apapun senjata tanpa didukung kemampuan pemakainya akan percuma saja. Namun “Man Without The Gun” akan akan lebih percuma lagi karena jaman telah berubah, sekarang ini adalah era ilmu dan teknologi yang menuntut keseimbangan antara kemampuan manusia dan alat untuk menunjangnya.
Lihat saja INDONESIA oleh (http://www.globalfirepower.com/) masuk dalam 13 besar kekuatan militer dunia (Dominan Karena Faktor Jumlah penduduk dan luas wilayah) namun faktanya Malaysia berani mengusik keamanan INDONESIA dengan profokasi-profokasi di Ambalat, padahal notabene Malaysia adalah negara kecil dan tidak masuk dalam 40 besar kekuatan militer dunia, karena siapapun tahu persenjataan Malaysia sekarang ini jauh lebih baik dari INDONESIA. Ini merupakan bukti bahwa Tanpa Teknologi pertahanan yang memadai suatu Negara akan menghadapi kendala untuk menjaga keamanan Negara sendiri.
Sebenarnya INDONESIA bisa memenuhi Teknologi pertahanannya dengan membeli dari Negara-negara yang sudah mapan secara teknologinya namun hal itu akan memiliki keterbatasan. Teknologi pertahanan adalah salah satu teknologi yang sangat penting dan sangat sensitive bagi tiap-tiap Negara sehingga teknologi ini sangat dilindungi dan dijaga kerahasiaannya. Jadi walau banyak Negara yang membuat senjata untuk diekspor tapi hamper semua menurunkan teknologi mereka kurangi dari apa yang mereka sendiri pakai. Serta tidak jarang dari para Negara pengekspor senjata tersebut menambahkan syarat penjualan untuk melindungi kepentingan mereka. Suatu contoh INDONESIA pernah mengalami embargo senjata dari AS dan sekutunya yang mengakibatkan turunnya kemampuan pertahanan INDONESIA.
Kemandirian alutsista merupakan harga mati untuk mewujudkan kekuatan pertahanan NKRI, karena dengan kemandirian tersebut kita akan terhindar dari ancaman embargo dari Negara lain. Dengan kemandirian pula system pertahanan kita akan relative susah dibaca oleh Negara lain baik secara volume maupun kemampuan karena kita memenuhi dari dalam negeri.
Kemajuan industry pertahanan memiliki keuntungan bagi Negara Indonesia. Disini ada dua keuntungan yang dapat digaris bawahi.
1. Pertahanan
Bila kita bisa memenuhi kebutuhan perlengkapan militer kita dengan Industry pertahanan dalam negeri, kita tidak mengalami ketergantungan dari pihak manapun dan kekuatan kita tidak bisa terbaca secara volume maupun kekuatannya.
2. Ekonomi
Secara ekonomipun dengan berkembangnya industry pertahanan kita akan berimbas terhadap perekonomian kita. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat ilustrasi dibawah ini.
Dari table di atas bisa dilihat potensi dari industry pertahanan itu sendiri. Sebagai contoh 1 unit Panser Anoa 6x6 dengan harga satuan 7 M per Unit Setara dengan 23 Unit Toyota Innova V Automatic. Maka dengan pertumbuhan teknologi pertahanan bangsa kita bisa lebih disegani baik dalam bidang pertahanan maupun bidang ekonomi.
Apa saja yang telah bisa dibuat oleh industry pertahanan dalam negeri ?
Sebenarnya INDONESIA telah memiliki banyak industry pertahanan, baik itu yang dimiliki oleh pemerintah maupun yang dimiliki oleh swasta. Diantaranya adalah PT. PINDAD , PT. PAL , PT. DI , LEN Industri , Dahana , Dok Kodja Bahari , Lundin , SSE Armored , RCS Solusi 247 , Jakarta Aerospace , Robo Aero , Pacific Tech , Aviator , UAVindo , Rekayasa Teknologi , Amadani , RMTindo , , dan masih banyak lagi. Tiap-tiap perusahaan tersebut memiliki produk-produk unggunan yang diantaranya :
PT. PINDAD
Senjata : Mortir, Pistol, Senapan Mesin, Senapan Sniper, SS1, hingga yang terbaru SS2
Amunisi : BOMB BT-250, Nerbagai Amunisi senapan, Mortar, Granat.
PT.DI
Pesawat : CN 235-MPA
Peluncur Roket NDL 40
Roket FFAR
LAPAN
Roker Peluncur Satelit
Roker Peluncur Satelit
Produk-produk
diatas hanya merupakan contoh saja karena bila kami menulis semuanya bisa-bisa
harus membuat blog tersendiri. Namun dengan fakta diatas kita sebagai bangsa
INDONESIA harus bersiap menyongsong Era tersebut yaitu “ERA KEBANGKITAN
INDUSTRI PERTAHANAN INDONESIA”.
Sumber : http://tjokroaab.blogspot.com/2012/04/2010-era-kebangkitan-industri.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar