PENDAHULUAN
Evolusi sistem berbasis komputer mengikuti suatu pola yang disebut
siklus hidup sistem, yang terdiri dari tahap perencanaan, analisis,
rancangan, dan penerapan serta penggunaan. Manajer dari area pemakai
terlibat dalam perencanaan dengan maksud agar proyek akan memperoleh
manfaat. Analis sistem membantu manajer dalam pendefinisian masalah,
menetapkan tujuan dan mengenai kendala-kendala serta studi
kelayakan. Tahap analisis dimulai dengan pengumuman kepada para pegawai
dan dibentuknya tim proyek. Kegiatan yang dilakukan yaitu pemakai
mendefinisikan kebutuhan informasi, menentukan kriteria kinerja,
menyiapkan usulan rancangan untuk merancang sistem baru. Tahap rancangan
mulai saat analis terlibat dalam rancangan sistem yang terinci, dengan
menggunakan teknik-teknik dan peralatan terstruktur yang
mendokumentasikan proses dan data. Dilakukan pula identifikasi
konfigurasi sistem alternatif dan dievaluasi, dan yang terbaik dipilih.
Diajukan usulan penerapan yang akan memberi dasar untuk menciptakan
suatu sistem kerja dari dokumentasi rancangan. Tahap penerapan
melibatkan para spesialis informasi lainnya, pemakai tambahan dan
mungkin orang luar seperti konsultan dan kontraktor. Setelah perancangan
yang terinci diperoleh perangkat keras dan perangkat lunak serta dibuat
database. Ketika fasilitas fisik telah siap dan pendidikan yang diperlukan telah dilaksanakan, manajemen menentukan apakah cutover ke
sistem baru perlu dilaksanakan. Apabila sistem tersebut dianggap tidak
bisa digunakan lagi, pihak manajemen dapat mengotorisasi proyek rekayasa
ulang, yang mengulang siklus hidup sistem. Setelah tahap penggunaan
dimulai, analis sistem dan auditor internal melaksanakan penelaahan
pasca penerapan, yang diulang secara berkala sepanjang umur hidup
sistem. Spesialis informasi juga melakukan pemeliharaan sistem. Meskipun
siklus hidup sistem mewakili bentuk dasar dari kerja sistem, siklus
hidup sistem terpengaruh perubahan metodologi lain yang menekankan
penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer. Salah satunya yaitu
rapid application development – RAD yang menyatukan baik CASE maupun prototyping.
PEMBAHASAN
1. Dasar Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer
Implementasi sistem informasi berbasis komputer merupakan aktivitas
yang berskala luas yang melibatkan orang dan fasilitas yang banyak,
uang dan peralatan dalam jumlah yang besar, dan waktu yang panjang.
Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer juga mempunyai manfaat, yaitu:
Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer juga mempunyai manfaat, yaitu:
* Memberikan dasar pengontrolan.
* Mendefinisikan lingkup proyek;
* Mengatur urutan tugas;
* Mengetahui bidang masalah yang potensial
* Mendefinisikan lingkup proyek;
* Mengatur urutan tugas;
* Mengetahui bidang masalah yang potensial
2. Siklus Hidup Sistem
1. Fase Perencanaan
Keuntungan dari merencanakan proyek CBIS, yaitu :
- Menentukan lingkup dari proyek
- Mengenali berbagai area permasalahan potensial
Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya, sehingga hal tersebut dapat dicegah.
- Mengatur urutan tugas
Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai sistem.
Tugas tersebut diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi
dan kebutuhan agar efisien.
- Memberikan dasar untuk pengendalian
Tingkat kinerja metode pengukuran tertentuharus dispesifikasikan sejak awal.
Langkah-langkahnya
1. Menyadari masalah
Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer
perusahaan, non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.
2. Mendefinisikan masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya
dengan baik agar dapat mengatasi permasalah tersebut. Ia melakukan
identifikasi dimana letak permasalahannya, penyebabnya dan berusahan
mengumpulkan semua informasi. Jika perusahaan mempunyai kebijakan untuk
mendukung end user computing, dan manajer ingin memakai
pendekatan tersebut untuk pengembangan sistem, maka ia bertanggung jawab
untuk membuat definisi. Selain itu, manajer memerlukan bantuan analis
sistem yang saling bekerja sama dengan manajer.
3. Menentukan tujuan sistem
Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem
yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Sehingga tujuan
hanya dinyatakan secara umum, yang nantinya akan dibuat lebih spesifik.
4. Mengidentifikasi kendala sistem
Sistem baru dalam pengoperasiannya tidak bebas dari kendala.
Beberapa kendala mungkin ditimbulkan oleh lingkungan, seperti laporan
pajak yang diminta oleh pemerintah dan informasi pembayaran yang
dibutuhkan oleh konsumen. Kendala lainnya, seprti keharusan menggunakan
perangkat keras yang telah ada atau menyiapkan dan menjalankan sistem
pada tanggal tertentu. Kendala-kendala tersebut penting untuk
diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan. Dengan
demikian, baik rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan berada di
antara kendala-kendala tersebut.
5. Membuat studi kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan seklias pada faktor-faktor
utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.Adaenam dimensi kelayakan, yaitu :
- Teknis; tersediakan hardware dan software untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan ?
- Pengembalian ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya ?
- Pengembalian non ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?
- Hukum dan etika; akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hokum dan etika ?
- Operasional; apakah rancangan sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya ?
- Jadual; mungkinkah penerapan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan ?
Analis sistem mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menyawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mewawancarai beberapa pegawai
penting dalam area pemakai.
6. Menyiapkan usulan penelitian sistem
Jika suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian
sistem secara menyeluruh. Penelitian sistem (sistem study) akan
memberikan dasar yang terinci bagi rancangan sistem baru mengenai apa
yang harus dilakukan sistem itu dan bagaimana sistem tersebut
melakukannya. Analis akan menyiapkan usulan penelitian sistem yang
memberi dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran
untuk analisi. Hal penting yang harus diingat tentang usulan tersebut
adalah bahwa sebagian besar isinya didasarkan pada perkiraan (perkiraan
merupakan informasi terbaik yang tersedia) dan perkiraan jauh lebih baik
daripada tanpa informasi sama sekali. Selebihnya akan dipelajari ketika
siklus hidup mulai berjalan.
7. Menyetujui atau menolak proyek penelitian
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek dan
rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu
diteruskan à keputusan teruskan / hentikan. Pertimbangan penting yang perlu dilakukan yaitu :
- Akankah sistem yang diusulkan dapat mencapai tujuannya ?
- Apakah penelitian proyek yang diusulkan merupakan cara terbaik untuk melakukan analisis sistem ?
Jika keputusannya adalah teruskan maka proyek akan berlanjut ke
tahap penelitian (analisis). Namun, jika keputusannya hentikan maka
semua pihak mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.
8. Menetapkan mekanisme pengendalian
Sebelum penelitian sistem dimulai, SC MIS menetapkan pengendalian
proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang
melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan. Setelah jadual ditetapkan,
jadual tersebut harus didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan
pengendalian. (misalkan gunakan Microsoft Project).
2. Fase Analisis dan Disain
Ketika perencanaan selesai dan mekanisme pengendalian telah berjalan, tim proyek beralih pada analisis sistem yang telah ada. Analisis sistem adalah
penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang
sistem baru atau diperbarui. Adapun tahapannya yaitu :
1. Mengumumkan Penelitian Sistem
Manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru yang
mempengaruhi kerja para pegawainya. Sehingga perlu dikomunikasikan
kepada para pegawai tentang :
a. alasan perusahaan melaksanakan proyek
b. bagaimana sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.
2. Mengorganisasikan Tim Proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Agar
proyek berhasil, pemakai sangat perlu berperan aktif daripada berperan
pasif. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai sebagai
pemimpin proyek dan bukannya spesialis informasi.
3. Mendefinisikan Kebutuhan Informasi
Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat
dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi (wawancara, pemgamatan,
pencarian catatan, dan survei). Dari semua metode tersebut, wawancara
perorangan lebih disukai, dengan alasan :
- Menyediakan komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap bahasa tubuh.
- Dapat meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis maupun pihak pemakai.
- Dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi.
- Memberi kesempatan bagi peserta proyek untuk mengungkapan pandangan yang berbeda bahkan bertentangan.
Dokumentasi dapat berupa flowchart, diagram aliran data (data flow
diagram), dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data.
Istilah kamus proyek sering digunakan untuk menggambarkan semua
dokumentasi yang menjelaskan suatu sistem.
4. Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem
Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang
harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem. Misalkan,
- Laporan harus disiapkan dalam bentuk salinan kertas dan tampilan komputer;
- Laporan harus tersedia tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan;
- Laporan harus membandingkan pendapatan dan biaya actual dengan anggarannya baik untuk bulan lalu maupun sepanjang tahun hingga sekarang (year to date).
5. Menyiapkan Usulan Rancangan
Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat
keputusan teruskan atau hentikan untuk kedua kalinya. Dalam hal ini
manajer harus menyetujui tahap rancangan dan kungan bagi keputusan
tersebut termasuk di dalam usulan rancangan.
6. Menerima atau Menolak Proyek Rancangan
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan
menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa
kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya
kembali atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju ke
tahap rancangan.
3. Tahap Perancangan
Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan
oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat
menyertakan spesifikasi jenis peralatann yang akan digunakan.
Langkah-langkah tahapan rancangan yaitu :
1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci
Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan
sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dalam modul teknis.
Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top-down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design),
yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem.
Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu diagram arus data (data flow diagram), diagram hubungan entitas (entity relationship duagram), kamus data (data dictionary), flowchart, model hubungan objek, dan spesifikasi kelas.
2. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau model –
peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem
dalam menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan suatu proses
berurutan, dimulai dengan berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan
setiap tugas.
3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai
alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan
subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
4. Memilih konfigurasi terbaik
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan
kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi
tunggal. Setelah selesai, analis membuat rekomendasi kepada manajer
untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut,
persetujuan selanjutnya dilakukan oleh SC MIS.
5. Menyiapkan usulan penerapan
Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang
mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan
yang diharapkan, dan biayanya.
6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting,
karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang telibat.
Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka
penerapan akan disetujui.
Secara diagram tahapan analisis tampak pada Gambar 8.4. sedangkan
contoh format untuk dokumen usulan penerapan, yaitu sebagai berikut :
- Ikhtisar eksekutif
- Pendahuluan
- Definisi masalah
- Tujuan dan kendala sistem
- Kriteria kinerja
- Rancangan sistem
4. Fase Penerapan
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber
daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
Adapun tahapannya yaitu :
1. Merencanakan penerapan;
Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik
pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem dan untuk
mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.
2. Mengumumkan penerapan;
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang
sama pada penelitian sistem. Tujuannya adalah untuk menginformasikan
kepada para pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan
meminta kerjasama mereka.
3. Mendapatkan sumber daya perangkat keras;
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis
perangkat keras yang terdapat pada konfigurasi sistem yang disetujui.
Setiap pemasok diberikan request for proposal (RFP), yang berisi antara lain :
- Suratyang ditransmisikan
- Tujuan dan kendala sistem
- Rancangan sistem : deskripsi ringkasan, kriteria kerja, konfigurasi peralatan, dokumentasi sistem ringkasan, perkiraan volume transaksi, perkiraan ukuran file.
- Jadwal pemasangan
Selanjutnya mereka membuat usulan tertulis, bagaimana peralatan
yang diusulkan akan membuat sistem mencapai kriteria kinerjanya. Ketika
semua usulan telah diterima dan dianalisis, SC MIS memilih satu pemasok
atau lebih. Spesialis informasi memberi dukungan bagi keputusn tersebut
dengan mempelajari usulan dan membuat rekomendasi. Setelah disetujui,
perusahaan melakukan pemesanan.
4. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak;
Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat
lunak aplikasinya, programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan
oleh analis sistem sebagai titik awal. Programmer dapat menyiapkan
dokumentasi yang lebih rinci seperti flowchart atau bahasa semu (psedudo code) yang terstruktur, dilakukan pengkodean, dan pengujian program. Hasil akhirnya adalah software library dari
program aplikasi. Jika peangkat lunak aplikasi jadi (prewritten
application software) dibeli, pemilihan pemasok perangkat lunak dapat
mengikuti prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk memilih
pemasok perangkat keras, yaitu RFP dan Usulan.
5. Menyiapkan database;
Pengelola database (database administrator – DBA)
bertanggung jawab untuks emua kegiatan ynag berhubungan dengan data, dan
mencakup persiapan database. Hal tersebut memerlukan pengumpulan data
baru atau data yang telah ada perlu dibentuk kembali sehingga sesuai
dengan rancangan sistem baru dan menggunakan sistem manajemen basis data
(database management sistem – DBMS).
6. Menyiapkan fasilitas fisik;
Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas
yang ada, perlu dilakukan konstruksi baru atau perombakan. Sehingga
pembangunan fasilitas tersebut merupakan tugas berat dan harus
dijadualkan sehingga sesuai dengan keseluruhan rencana proyek.
7. Mendidik peserta dan pemakai;
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang.
Beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Mereka disebut dengan
peserta, yang meliputi operator entry data, pegawai coding,
dan pegawai administrasi lainnya. Semuanya harus dididik tentang peran
mereka dalam sistem. Pendidikan harus dijadualkan jauh setelah siklus
hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai
diterapkan.
8. Menyiapkan usulan cutover;
Proses menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai menggunakan sistem baru disebut cutover. Ketika seluruh pekerjaan pengembangan hampir selesai , tim proyek merekomendasikan kepada manajer agar dilaksanakan cutover (dalam memo atau laporan lisan)
9. Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru;
Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui atau
menolak rekomendasi tersebut. Bila manajemen menyetujui maka manajemen
menentukan tanggal cutover. Namun, bila manajemen menolak maka manajemen menentukan tindakan yang harus diambil dan tugas yang harus diselesaikan sebelum cutover akan dipertimbangkan kembali, kemudian manajemen menjadualkan tanggal baru.
10. Masuk ke sistem baru.
Ada4 pendekatan dasar (cutover), yaitu :
- Percontohan (pilot) yaitu suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi.
- Serentak (immediate) merupakan pendekatan yang paling sederhana yakni beralih dari sistem lama ke sistem baru pada saat yang ditentukan.
- Bertahap (phased), sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.
- Paralel (parallel), mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh. Akan memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tetapi yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus dipertahankan.
5. Fase Penggunaan
Tahap penggunaan terdiri dari 5 langkah, yaitu :
- Menggunakan sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
- Audit sistem
Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk
menentukan seberapa baik sistem baru itu memenuhi kriteria kinerja.
Studi tersebut dikenal dengan istilah penelaahan setelah penerapan (post
implementation review). Hasil audit dilaporkan kepada CIO, SC MIS dan
pemakai. Proses tersebut diulangi, mungkin setahun sekali, selama
penggunaan sistem berlanjut.
- Memelihara sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat
sehingga sistem terus memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasinya
disebut pemeliharaan sistem (sistem maintenance). Pemeliharaan sistem
dilaksakan untuk 3 alasan, yakni :
- Memperbaiki kesalahan
- Menjaga kemutakhiran sistem
- Meningkatkan sistem
- Menyiapkan usulan rekayasa ulang
Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa
sistem tersebut tidak dapat lagi digunakan, diusulkan kepada SC MIS
bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang (reengineered). Usulan
itu dapat berbentuk memo atau laporan yang mencakup dukungan untuk
beralih pada suatu siklus hidup sistem baru. Dukungan tersebut mencakup
penjelasan tentang kelemahan inheren sistem, statistik mengenai biaya
perawatan, dan lain-lain.
- Menyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa ulang
sistem dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak.
3. PROTOTYPING
Prototipe (Prototyping).
Prototype memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang
cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses akan menghasilkan
prototype (prototyping).
Adapun jenis-jenis Prototipe, yaitu :
Prototype jenis I, sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai berikut :
Prototype jenis II, merupakan suatu model yang
berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional. Langkah-langkah
pengembangannya adalah sebagai berikut :
Daya tarik prototype, yaitu :
- Komunikasi antar analis sistem dengan pemakai membaik.
- Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
- Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
- Lebih efisien dan dapat menghemat biaya pengembangan.
- Penerapan lebih mudah.
Potensi kegagalan prototype, yaitu :
- Bersifat tergesa-gesa.
- Berharap sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasionalnya.
- Prorotipe I tidak efisien terhadap sistem yang dikodekan dengan bahasa pemrograman.
- User interface tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Penerapannya mempunyai prospek yang baik, dengan karakteristik sebagai berikut :
- Risiko tinggi
- Pertimbangan interaksi pemakai
- Jumlah pemakai banyak
- Dibutuhkan penyelesaian yang cepat
- Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek
- Sistem yang inovatif
- Perilaku pemakai yang sukar ditebak.
KESIMPULAN
Dari artikel diatas, dapat kita ketahui bahwa siklus hidup didalam sistem memiliki beberapa fase yaitu :
1. Fase Perencanaan
2. Fase Analisis dan Disain
3. Fase Perancangan
4. Fase Penerapan
5. Fase Penggunaan
2. Fase Analisis dan Disain
3. Fase Perancangan
4. Fase Penerapan
5. Fase Penggunaan
dimana masing-masing dari fase diatas memiliki makna yang lebih luas yang harus dipahami.
Referensi : http://dimascancer.blogspot.com/2011/11/bab-9-siklus-hidup-sistem.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar